Disclaimer

Segala sesuatu yang termuat dalam edisi digital ini adalah bentuk pendapat pribadi dan berdasarkan pemahaman penulis terhadap berbagai hal yang bersumber pada acuan-acuan tertulis, pendapat penulis lain dan atau pada artikel lain. Segala macam pendapat, kritik, sanggahan yang terdapat pada artikel di blog ini, adalah sebagai pendapat pribadi, tidak bersifat final dan tidak mengikat pihak manapun dan semata-mata sebagai upaya konstruktif agar segala sesuatu menjadi lebih baik. Penulis tidak dapat diganggu-gugat dalam segala macam bentuk apapun sebagai wujud kebebasan berekspresi, mengeluarkan pendapat dan hak asasi manusia.

Kamis, 21 Januari 2010

Heneng, Henung, Hening

Saudara,

Cukup lama rasanya bertapa dalam keheningan dan kemalasan tangan untuk menulis. Inipun sebenarnya, masih malas, entah kenapa, tapi proses 'kemalasan' ini saya nikmati saja. Apa kabar blogger n pembaca yang berbahagia? Selamat tahun baru 2010 saya ucapkan, semoga segala sesuatunya menjadi lebih baik, ditahun 2010 ini.


Mungkin diantara pembaca ada yang bertanya, kok judul artikel ini heneng, henung hening ya? Baiklah, sebenarnya, tiga kata ini mengingatkan penulis akan sebuah spanduk ucapan hari raya nyepi yang penulis buat bersama teman2 ketika aktif di organisasi kampus. Nah, tergelitik penulis dengan kata-kata itu karena memiliki sebuah pemaknaan yang begitu dalam. Apalagi menjelang hari raya Nyepi nich di Bali. Heneng, adalah sebuah kondisi dimana seseorang terdiam dalam sikap badan sempurna, tidak bergerak dan siap melakukan henung, siap melakukan perenungan(dalam alam meditasi-nya), dengan harapan bahwa dalam perenungan-nya akan hakekat sang diri dan Pencipta-nya tercipta suasana hening, sunia.

Momentum perayaan Nyepi di Bali, adalah waktu yang tepat mempraktekkan tiga konsep diatas. Dalam konsep nyepi di Bali, alam diberikan kesempatan untuk "istirahat" sehari dari berbagai aktifitas dunia, hiruk-pikuk manusia dan mesin, yang membuat suasana alam disekitarnya, disharmoni. Sehingga, dapat dikatakan, Hari raya nyepi di Bali adalah momen tepat harmonisasi alam semesta beserta isinya. Baik alam sekala-niskala, buana agung & buana alit.

Bumi sudah semakin tua, semakin banyak bencana alam yang terjadi di bumi yang kita diami sekarang ini. Hal ini lebih karena telah terjadi dis-harmoni alam n dis-harmoni penghuninya. Langkah-langkah penyelamatan bumi dewasa ini, tidak bisa hanya dilakukan sebatas wacana saja. Langkah konkrit yang dilakukan oleh orang Bali melalui pelaksanaan catur brata penyepian(tidak berpergian, tidak melakukan pekerjaan, tidak menyalakan api,dan tidak bersenang-senang), sesungguhnya dapat ditiru oleh kita semua, karena dalam konsepsi nyepi ini ada ajaran universal yang mahaagung. Terlepas dari sekat-sekat agama. Bumi ini sudah sedemikian lelah direcoki oleh berbagai kekotoran, polusi tingkat tinggi, bumi ini sudah sedemikian sesak oleh berbagai aktifitas ego negatif penghuninya. Kita harus berubah!..Mari selamatkan alam kita, dengan cara sekecil apapun.

Hari raya neypi untuk tahun 2010 ini, jatuh pada hari Selasa, 16 Maret 2010. Nah, adanya momentum perayaan Nyepi ini, semoga bisa dirayakan dengan implementasi konkrit oleh kita. Persembahan kecil umat Hindu di Bali ini, semoga bisa diikuti oleh seluruh umat manusia dengan caranya masing2. Mari kita lakukan langkah kecil untuk selamatkan bumi kita, demi masa depan yang lebih baik.

Pesanggrahan keramat Karibia,

Satria Madangkara


Share/Bookmark

3 komentar:

  1. Mudahan banyak bersikap seperti anda ini menanggapi Nyepi dengan positif..Salut..

    tapi bagaimana dengan ini:

    Menggugat 'Pemaksaan' Nyepi Kepada Umat Non-Hindu di Bali

    Silakan anda baca linknya di:

    http://www.cyberdharma.net/v2/index.php/cybernews/504-menggugat-pemaksaan-nyepi-kepada-umat-non-hind

    from:
    http://kebangkitan-hindu.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. Dude: terima kasih atensinya...maaf lambat sekali saya menanggapi anda. Pelaksanaan nyepi di Bali merupakan local value yang lebih banyak memberikan nilai-nilai positif daripada negatif. Bahkan masyarakat dunia melalui Konferensi tentang perubahan iklim pun mengakuinya..walaupun pemerintah RI masih malu-malu tuk mengakui keunggulan Nyepi ini hanya karena originally, Nyepi adalah produk agama Hindu/peradaban Hindu(harus diakui). Trus yang mau menggugat sapa?segelintir orang khan?Nah..bagi saya..gugatan itu adalah gugatan salah alamat. Dan mereka yang menggugat itu, kalo menengok ke hati nuraninya, mereka tidak akan sejauh itu. Gugatan itu hanya didasarkan atas ego semata..Jadi sangat tidak berdasar n semata2 karena ego aja.

    BalasHapus