Disclaimer

Segala sesuatu yang termuat dalam edisi digital ini adalah bentuk pendapat pribadi dan berdasarkan pemahaman penulis terhadap berbagai hal yang bersumber pada acuan-acuan tertulis, pendapat penulis lain dan atau pada artikel lain. Segala macam pendapat, kritik, sanggahan yang terdapat pada artikel di blog ini, adalah sebagai pendapat pribadi, tidak bersifat final dan tidak mengikat pihak manapun dan semata-mata sebagai upaya konstruktif agar segala sesuatu menjadi lebih baik. Penulis tidak dapat diganggu-gugat dalam segala macam bentuk apapun sebagai wujud kebebasan berekspresi, mengeluarkan pendapat dan hak asasi manusia.

Jumat, 24 Juli 2009

Desa Adat, Pemecah Masalah yang Kerap Menjadi Masalah

Saudara,

Seperti yang kita pahami bersama, peranan Desa Adat(kini, Desa Pekraman sesuai Perda Propinsi Bali, No.2 Tahun 2002-red), begitu signifikan dalam berbagai sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali pada umumnya. Namun, patut kita sadari bahwa dari berbagai nilai positif yang ada, ternyata dalam perjalanannya Desa Adat banyak menyimpan potensi konflik yang lambat laun akan menjadi 'bom waktu' yang sewaktu-waktu bisa meledak. Kenapa bisa demikian?


Desa Adat dalam Analisa SWOT

Penulis mencoba membedah dan mengurai menurut cara pandang penulis yang sangat terbatas mengenai Desa Adat di Bali menurut analisa SWOT, yang terdiri dari: Strength, Weakness, Opportunity, and Threats. Yaitu sebuah cara analisa yang mencoba mengurai suatu permasalahan berdasarkan Kelebihan/kekuatan, Kelemahan, Kesempatan/peluang, dan Tantangan sehingga didapatkan sebuah perbandingan dan nilai-nilai dominan yang dipakai untuk memecahkan suatu permasalahan.

Share/Bookmark