Disclaimer

Segala sesuatu yang termuat dalam edisi digital ini adalah bentuk pendapat pribadi dan berdasarkan pemahaman penulis terhadap berbagai hal yang bersumber pada acuan-acuan tertulis, pendapat penulis lain dan atau pada artikel lain. Segala macam pendapat, kritik, sanggahan yang terdapat pada artikel di blog ini, adalah sebagai pendapat pribadi, tidak bersifat final dan tidak mengikat pihak manapun dan semata-mata sebagai upaya konstruktif agar segala sesuatu menjadi lebih baik. Penulis tidak dapat diganggu-gugat dalam segala macam bentuk apapun sebagai wujud kebebasan berekspresi, mengeluarkan pendapat dan hak asasi manusia.

Rabu, 30 September 2009

My Autobiografi, An Endless Journey

OTOBIOGRAFI:
I MADE DWIJA SUASTANA
*Perjalanan Tiada Akhir*
________________________________________


I Made Dwija Suastana, adalah pencetus lahirnya organisasi kepemudaan/mahasiswa di kampus Universitas Warmadewa pada tahun 2005. Organisasi ini diberi nama Pasemetonan Mahasiswa Hindu Dharma Universitas Warmadewa, yang biasa disingkat PMHD UNWAR. Di organisasi inilah Dwija, Demikian lelaki ini akrab dipanggil, memperpanjang kiprahnya sebagai generasi muda yang kreatif dan nasionalis. Disamping itu, ia juga sebagai seorang pekerja di sektor pariwisata yang ulet.
Berikut tersaji otobiografi putra bangsa kelahiran Desa Sembung, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali pada tanggal 23 Oktober 1979 ini, sebagai berikut:
…………………………………………………..


Share/Bookmark

Sabtu, 15 Agustus 2009

Filosofi Tumpeng Kuning


Para pembaca terutama tentu banyak yang tahu tentang nasi tumpeng. Umumnya keberadaan nasi tumpeng ini, banyak dijumpai dalam denyut ritual masyarakat Bali dan Jawa (Kejawen). Nah apa sih sebenarnya kandungan makna dari nasi tumpeng ini?


Share/Bookmark

Jumat, 24 Juli 2009

Desa Adat, Pemecah Masalah yang Kerap Menjadi Masalah

Saudara,

Seperti yang kita pahami bersama, peranan Desa Adat(kini, Desa Pekraman sesuai Perda Propinsi Bali, No.2 Tahun 2002-red), begitu signifikan dalam berbagai sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali pada umumnya. Namun, patut kita sadari bahwa dari berbagai nilai positif yang ada, ternyata dalam perjalanannya Desa Adat banyak menyimpan potensi konflik yang lambat laun akan menjadi 'bom waktu' yang sewaktu-waktu bisa meledak. Kenapa bisa demikian?


Desa Adat dalam Analisa SWOT

Penulis mencoba membedah dan mengurai menurut cara pandang penulis yang sangat terbatas mengenai Desa Adat di Bali menurut analisa SWOT, yang terdiri dari: Strength, Weakness, Opportunity, and Threats. Yaitu sebuah cara analisa yang mencoba mengurai suatu permasalahan berdasarkan Kelebihan/kekuatan, Kelemahan, Kesempatan/peluang, dan Tantangan sehingga didapatkan sebuah perbandingan dan nilai-nilai dominan yang dipakai untuk memecahkan suatu permasalahan.

Share/Bookmark

Minggu, 14 Juni 2009

Sekilas Tentang Siat Peteng

Sobat Sekalian,

Tuhan menciptakan alam semesta beserta isinya penuh dengan makna-makna Ilahi yang sangat dalam. Termasuk didalamnya keberadaan dunia nyata dan tidak nyata. Dalam bahasa Bali dikenal dengan istilah sekala dan niskala. Perang atau pertempuran lumrah terjadi di dunia nyata. Namun perang yang terjadi di dunia niskala atau alam yang tidak kelihatan ini tentu mengundang rasa penasaran anda bukan?


Penulis akan mencoba menguak sedikit tentang dunia niskala yang sumbernya penulis dapat dari wawancara dengan beberapa nara sumber pelaku perang niskala ini. Mereka kebetulan adalah keluarga dekat penulis sendiri yang berprofesi sebagai sulinggih/Pemangku Pura.

Share/Bookmark

Jumat, 12 Juni 2009

Menakar Peluang Para Kandidat Capres RI

Pembaca yang budiman,

Sebentar lagi tepatnya tanggal 8 Juli 2009, bangsa Indonesia kembali akan menggelar pesta demokrasi jilid II. Sebelumnya pemilu legislatif sudah digelar yang seperti kita ketahui bersama masih menyisakan berbagai persoalan. Mulai dari kisruh DPT, Pemilu ulang, caleg stress, dan lainnya. Dalam waktu dekat ini, kembali para putra-putri terbaik bangsa akan berkompetisi memperebutkan tahta menjadi orang nomer satu di republik ini.


Share/Bookmark

Cincin Tersedot, Perut Tercambuk & Air Suci

Pembaca,

Tulisan berikut adalah sambungan dari kisah penulis waktu "tamasya spritual" di Alas Purwo, tepatnya di pura Luhur Giri Selaka, Banyuwangi, Jatim.

Pada waktu penulis bersama rombongan merebahkan diri di lantai tanah pura situs(masih di kompleks Pura Luhur Giri Selaka), ada kejadian yang menimpa salah satu anggota rombongan. Sebut saja Pak Bagus, Dan beliau baru mau cerita tatkala dalam perjalanan pulang menuju Bali. Menurut Pak Bagus, pada malam itu, dia merasa perutnya ada yang mencambuk habis-habisan. Katanya yang mencambuk perutnya sesosok tua. Pak Dewa, yang hafal betul dengan seluk-beluk sekala-niskala Alas Purwo, dengan bercanda, menanyakan kepada Pak Bagus, apabila dia ada menelan sesuatu, demi kekebalan tubuh, atau jimat. Pak Bagus, dengan malu-malu mengakui, bahwa dulu dia memang pernah "menguntal" atau menelan, sejenis mirah untuk proteksi diri dari serangan gaib. Namun menurutnya itu sudah lama dileburnya. Menurut Pak Dewa, kejadian itu sebenarnya menjadi peringatan buat Pak Bagus dan juga yang lainnya, kalau hendak sembahyang ke Alas Purwo,atau masuk ke areal angker Alas Purwo haruslah bersih lahir bathin. Kalau ternyata ada yang memakai sabuk kekebalan, jimat, membawa senjata gaib ataupun diiringi oleh pasukan gaib, lebih baik disimpan dirumah.Intinya, kalau sembahyang ke Alas Purwo para pemedek harus dalam keadaan "kosong".


Share/Bookmark

Jumat, 29 Mei 2009

Catatan Menjelang Pesta Kesenian Bali 2009

Kehidupan berkesenian di Bali tercatat dari dulu sudah mendarah daging dalam setiap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Seni, begitu menyatu dalam setiap tarikan nafas kehidupan masyarakat Bali sampai sekarang dan entah sampai kapan. Yang jelas, eksistensi seni dan budaya yang ada di Bali terbukti mampu menebar aroma harum seluruh pelosok dunia. Bali demikian terkenal ke seluruh dunia.

Share/Bookmark

Minggu, 24 Mei 2009

Tradisi Mesatua Bali, Kearifan Lokal Nan Kian Punah

Penulis masih ingat ketika masa-masa kecil dulu, kira-kira awal tahun 80-an, orang tua penulis, terutama Bapak, begitu gemar mesatua siap selem dan Ketimun Emas. Teringat betapa ketika itu penulis bersama saudara-saudara yang lain begitu tertegun tatkala mendengar cerita tentang Siap selem yang penuh dengan nilai-nilai kasih sayang keluarga dan pengenalan tentang sifat baik dan buruk. Bagaimana sekarang?

Indonesia yang sarat dengan adat dan istiadatnya, juga memiliki berbagai jenis cerita rakyat yang penuh dengan pesan-pesan kearifan. Sebut saja di Bali, ada ratusan macam cerita rakyat seperti: Cerita Siap(ayam) Selem(hitam), ketimun Mas, I Bawang & I Kesuna, Cupak & Gerantang, dan lain-lainnya. Di daerah lain, seperti Padang, Sumatera Barat, ada cerita Malin Kundang. Biasanya, cerita-cerita itu, dituturkan oleh para orang tua kepada anak-anaknya menjelang tidur ataupun pada saat santai sore dirumah.


Share/Bookmark

Selasa, 19 Mei 2009

Tirtha Yatra Ke Alas Purwo, Yukkk!

Pada suatu waktu medio tahun 2007, penulis tanpa sengaja mendapat kesempatan diajak bertamasya spiritual ke Pura Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur. Banyak hal "berkesan" yang penulis dapatkan. Apa aja itu?


Share/Bookmark

Senin, 04 Mei 2009

Melukat, Pembersih Jiwa, Pembasuh Raga

Ada sebuah tradisi di Bali yang sampai saat ini masih bertahan dan kerap dilakukan oleh hampir sebagian besar umat Hindu di daerah pariwisata ini. Melakukan pembersihan diri dengan ritual tertentu yang kalau di Bali lebih dikenal dengan istilah melukat.

Sarana utama ritual melukat ini adalah air. Nah, air inipun bukan sembarang air. Melukat bisa dilakukan di air sungai, danau, laut, sumber air alami/kelebutan,bulakan, dan lain-lainnya. Tujuan utama ritual ini adalah menghilangkan leteh atau kotoran lahir maupun bathin. Dalam tradisi masyarakat Kejawen dikenal dengan istilah ruwatan air.

Kenapa Pakai Air?


Share/Bookmark

Senin, 27 April 2009

Surya Sewana, Memuja Tuhan, Menghormati Alam

Om Radityasya Paramjyotih, Rakta Teja Namo Stute,
Sweta Pangkaja Madyaste, Baskara ya Namo Stute,

Demikian lantunan bait mantra yang sering berkumandang tatkala sang Sulinggih/Pendeta melakukan pemujaan pada pagi hari menjelang matahari terbit.Salah satu rutinitas pokok dari "pedande" atau pendeta Hindu khususnya di Bali adalah "Nyurya Sewana", yakni melakukan pemujaan dengan mengagungkan nama suci Tuhan dalam menyambut matahari terbit.


Share/Bookmark

Minggu, 26 April 2009

Bernafas Dalam Diam, Mendiamkan Nafas

Pembaca,

Sebagai mahluk Tuhan yang dibekali alat-alat tubuh yang umumnya lengkap, manusia dapat melakukan berbagai aktifitas kehidupannya secara baik dengan syarat semua alat-alat tubuhnya tersebut berfungsi dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis akan mencoba mengulas sedikit tentang nafas dan pernafasan.

Nafas memegang peranan yang sangat penting dalam proses rotasi gerak hidup manusia dalam masa hidupnya. Tanpa nafas, manusia cenderung dapat dikatakan tidak dapat hidup. Dalam istilah bahasa sansekerta, nafas juga disebut dengan prana. Dalam bahasa mandarin sering disebut sebagai Chi. Seperti diketahui semua mahluk hidup di alam semesta ini melakukan pernafasan tanpa kecuali. Proses respirasi itu berjalan, baik secara alami ataupun buatan(khusus bagi yang sakit, dan faktor lain). Nah, pada kesempatan ini, penulis mencoba mengulas pengalaman penulis mengenai olah nafas dan pernafasan. Namun sebelumnya harus lebih jelas yang dimaksud dengan nafas adalah lebih cenderung noun/"benda"-nya. Sedangkan pernafasan lebih condong kepada proses dari nafas itu sendiri.


Share/Bookmark

Visi & Misi Spritual

Saudara,

Sudah lama banget ga nulis di blog ini. Terus terang telah terjadi distorsi ide dan kreatifitas dalam diri penulis selama beberapa bulan ini. Dan, yach tidak mengapa, penyebabnya banyak faktor yang tidak perlu penulis ungkapkan. Mau nulis apa yach?ehm...baik, mungkin sebuah perenungan akan beberapa pengalaman yang penulis alami selama "bertapa" di "pesanggrahan keramat" tempat penulis saat ini. Apa itu?



Share/Bookmark

Rabu, 25 Maret 2009

Persembahan Yadnya ,Hiruk Pikuk Politik dan Hening Semalam

Saudara,

Seperti yang kita simak bersama baik secara langsung maupun tidak langsung,perhelatan demokrasi besar akan digelar di Indonesia. Pemilihan legistlatif akan digelar 9 April nanti. Sejatinya, ada dua session pesta demokrasi Indonesia, yang lagi satu akan digelar 8 Juli 2009, pemilihan Presiden. Bagaimana dengan di Bali?

Hiruk pikuk pesta demokrasi di Indonesia demikian membahana dari Sabang sampai Merauke. Tidak terkecuali di Bali. Dari pengamatan penulis melalui media cetak online dan elektronik, betapa pesta lima tahunan itu membawa nuansa yang lain. Warna-warni tersebut diantaranya, ramainya spanduk caleg, baliho, bendera partai, dan foto-foto. Ada yang mengucapkan selamat ini, selamat itu, dengan embel-embel minta dukungan, coblos>>>>>eh....contreng saya ya..!pilih partai ini, pilih partai itu. Pulau kecil yang terletak diantara pulau Jawa dan Lombok ini tak ubahnya menjadi Galery lukisan jalanan. Karena saking banyaknya baliho, pamplet, spanduk td di pinggir jalan. Tidak peduli, batang pohon, papan pengumuman, dan lain sebagainya. Dalam alam demokrasi, hak dipilih dan memilih adalah sah-sah saja. Melihat dari demikian banyaknya partai di Indonesia sebagai konstestan Pemilu, dikhawatirkan akan menimbulkan kebingungan masyarakat pas hari 'H' nantinya. Ada yang mengatakan, semakin banyak partai, sebagai simbul demokratisasi dan kebebasan berkumpul dan berserikat(sesuai UUD 1945). 



Share/Bookmark

Kamis, 26 Februari 2009

Air, Sumber Kehidupan Jangan Dicemari

Pembaca yang budiman,

Seperti yang telah ketahui bersama, peranan air begitu besar dalam kehidupan mahluk hidup. Manusia sebagai bagian dari penghuni alam semesta ini, sudah sewajarnya melakukan berbagai upaya untuk melestarikan air, sebagai sumber kehidupannya sekarang dan masa depan. Khusus di pulau dewata, Bali, telah terjadi distorsi dan erosi moral & material yang mengakibatkan sumber-sumber air di Bali kini mulai terancam.

Alam semesta ini diyakini memuat kandungan air 60% lebih. Demikian halnya tubuh manusia yang mengandung lebih banyak air. Dalam konsep makro-mikro cosmos, buana agung dan buana alit, kandungan alam semesta dan tubuh manusia adalah sama. Kalau di dalam tubuh manusia terjadi unbalance salah satu unsur, dipastikan manusia tersebut akan jatuh sakit.Bersyukurlah umat manusia di dunia ini, betapa Tuhan YME, demikian melimpahkan karunia air yang begitu melimpah ruah. Ada air laut, sungai, mata air,pancuran, danau, air PAM, yang semuanya dibuat baik sengaja maupun tidak demi kepentingan hidup penghuni alam semesta. Nah Bagaimana di Pulau Bali?


Share/Bookmark

Minggu, 22 Februari 2009

Balada Wanita Bali, Antara Tradisi & Tuntutan Zaman

Sepertinya catatan penulis ini akan bertalian dengan catatan sebelumnya yang mengulas tentang adat istiadat Bali. Nah kenapa kok selalu tentang adat Bali, Bali dan Bali?? Ya karena saya orang Bali, tentu memiliki tanggungjawab moral untuk concern dengan apa yang terjadi di kampung halaman.

Sebagai bagian dari Indonesia, pulau Bali dikenal dengan keunikan adat istiadatnya. Bahkan, di pulau kecil ini, antara desa A dengan desa B belum tentu sama penerapan kehidupan sosialnya yang terlembaga dalam wadah adat bernama Desa Pekraman. Terutama sekali menyangkut pelaksanaan ritual, awig-awig atau aturan desa dan sebagainya. Adanya perbedaan-perbedaan ini sesungguhnya merupakan kekuatan dan nuansa yang dirangkai oleh para leluhur orang Bali agar dijadikan bunga keindahan yang warna-warni oleh generasi penerusnya. Terkait dengan judul diatas, penulis akan mencoba mengangkat tentang dilema masa lalu seorang wanita Bali yang merupakan kisah nyata yang bersangkutan(hasil wawancara penulis beberapa waktu yang lalu).Dan apabila catatan ini dimonitor oleh dia, dengan hormat, penulis mohon ijin untuk mengangkat dalam sebuah catatan kecil sebagai sebuah refleksi untuk kita semua.
Luh Sukreni (Bukan tokoh dalam karya sastra Panji Tisna-red), adalah sosok wanita Bali modern masa kini, yang keseharian sangat gaul dan aktif. Namun, disisi lain, dia ternyata tidak pernah melupakan kewajibannya sebagai wanita Bali,seperti mebanten(sembahyang, menghaturkan persembahan suci-red), metulung(membantu sanak keluarga yang punya upacara-red) dll. Seperti lagunya Widi Widiana yang mengatakan'adate tua tekekin dadi suputra...", demikianlah Luh Sukreni menjalani hidup dan kehidupannya secara wajar dan lancar. Namun jangan salah Sukreni gadis Bali kita yang satu inipun tidak kuper, dia gaul abis!! Gaul disini pengertiannya dia sangat fasih berbahasa Inggris, berwawasan luas, punya banyak teman, pekerjaannya mapan, mandiri dan berpendidikan tinggi. Itulah pengertian gaul menurut penulis. Nah...masalah tiba-tiba saja muncul..........apa itu??.......................
=====================================


Share/Bookmark

Senin, 16 Februari 2009

Enam Belas Pebruari

Tiba-tiba penulis teringat sesuatu. Ada dua kegiatan memorable yang penulis ingat sewaktu lagi gatel-gatelnya di kegiatan kampus.Tahun 2006 dan 2007.

Sebenarnya, untuk ukuran mahasiswa waktu itu, penulis sudah termasuk kedaluwarsa. Namun apa daya, kuliah aja baru start 2003.Mungkin karena keasyikan belajar cari duit,terkesan waktu itu penulis menganggap enteng suasana kuliahan S1."Kesombongan" ini mungkin disebabkan karena teman2 kerja banyak yang sarjana tapi masih berada di level bawah.Sebuah kesombongan makan tuannya. Tidak patut ditiru. Ok, ngomong-ngomong masalah dua peristiwa memorable itu, begini...ceritanya:


Share/Bookmark

Apa kabar Blogger?

Wah lama ga nulis, udah hampir 1 bulan lebih.Banyak rekans yang bertanya, baik melalui email, facebook ataupun shoutmix, kenapa?Ehm..knpa ya...yang jelas banyak faktor penyebabnya. Diantaranya lagi ga mood.Knapa ga mood? ada juga penyebabnya..krn bosen. knpa bosen?

Begitu seterus dan seterusnya.Sebuah rangkaian pertanyaan yang bertubi-tubi(tapi bukan Kurtubi-ahli tambang itu). Well, by the way..mari mulai lagi..terima kasih buat segenap sobat yang atensi terhadap vacum of power yang terjadi pada diriku. Namun itu semua tidak akan pernah bisa menghentikan keliaran pikiranku. Satria Madangkara juga manusia. He....Satria Madangkara....banyak teman yang nanya juga kenapa sich harus memakai nama/cap ini?
Disamping iseng, dulu, penulis adalah penggemar berat tokoh fiksi ini. Masa kecil penulis lewati dengan hidup di desa yang mana waktu itu minim fasilitas audio-visual. Maklum, di desa. Ketika itu, radio adalah media nomer satu yang kemudian disusul oleh TV. Nah, saat itu, sandiwara radio begitu menggelegar dan dikerubuti oleh kuping banyak orang di Indonesia. Salah satu acara sandiwara yang paling populer adalah Saur Sepuh. Ada tokoh utamanya yang sakti mandraguna, bernama Brama Kumbara, raja kerajaan Madangkara. Dalam sejarah, penulis coba telisik, tidak ada nama kerajaan ini tercatat. So, jelas adalah Kerajaan fiksi, negeri antah berantah yang dicuatkan oleh penulis cerita, C Ispriono K. Namun, dalam ceritanya coba disisipkan tempat, kerajaan dan setting waktu yang mendekati peristiwa yang tercatat dalam sejarah Kerajaaan di Indonesia seperti Kerajaan Pajajaran, dengan Prabu Siliwanginya, Perang Bubat(perang akibat selisih paham antara Majapahit vs Raja Galuh, Pajajaran).
Tokoh Brama Kumbara atau yang lebih dikenal dengan alias, Satria Madangkara, digambarkan selain sakti, juga tampan, berwibawa dan bijaksana. Beliau punya istri dua, Dewi Harnum dan Dewi Paramita.Raja sakti ini punya adik bernama Mantili,seorang pendekar wanita sakti bersenjatakan pedang perak dan pedang setan. Satria Madangkara adalah murid dari orang tua sakti bernama, Kyai/kakek Jabat. Ilmu sakti andalannya adalah Ajian Serat Jiwa.
Cerita serial saur sepuh ini, demikian menarik dan sangat populer pada awal era 80-an sampai akhir 90an.Hampir satu dasa warsa menguasai alam pikiran pendengarnya, termasuk penulis. Nah, kenapa penulis memakai label Satria Madangkara ini, lebih disebabkan karena penulis ingin mengabadikan nama ini sebagai memori masa lalu, masa kecil penulis disamping dari segi isi cerita, ada banyak nilai-nilai keteladanan yang penulis petik dari cerita Saur Sepuh ini, yang sampai detik ini begitu melekat dalam sanubari. Apa itu?Rwa Bhineda kehidupan, yakni hitam putihnya kehidupan disamping juga nilai-nilai kepemimpinan. Karena sejatinya sandiwara radio itu adalah refleksi kehidupan nyata yang telah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi.

Saat ini, sandiwara radio sudah menghilang tanpa bekas dalam jagat media di Indonesia, yang ada sekarang adalah laptop, TV, Ipod, Iphone dsbnya. So, nama Satria Madangkara ini mungkin menjadi salah satu peninggalan sejarah masa lalu penulis sebagai cerminan masa depan.

Pesanggrahan Keramat, Pebruari 2009,

Satria Madangkara


Share/Bookmark

Jumat, 02 Januari 2009

Lembaran Pertama di Awal Tahun 2009

Tidak terasa kaki ini sudah menginjak tahun 2009. Ada banyak cerita tahun 2008 kemarin.Suka dan duka campur-aduk menjadi satu. Namun kalau dirinci n di kalkulasi, lebih banyak duka yang terasa. Mulai dari a very short liburan di kampung,jubelan aktifitas sosial,uang yang menipis dan lain-lainnya. Oiya..ada catatan akhir tahun yang tertinggal.Apa itu?


Share/Bookmark