Disclaimer

Segala sesuatu yang termuat dalam edisi digital ini adalah bentuk pendapat pribadi dan berdasarkan pemahaman penulis terhadap berbagai hal yang bersumber pada acuan-acuan tertulis, pendapat penulis lain dan atau pada artikel lain. Segala macam pendapat, kritik, sanggahan yang terdapat pada artikel di blog ini, adalah sebagai pendapat pribadi, tidak bersifat final dan tidak mengikat pihak manapun dan semata-mata sebagai upaya konstruktif agar segala sesuatu menjadi lebih baik. Penulis tidak dapat diganggu-gugat dalam segala macam bentuk apapun sebagai wujud kebebasan berekspresi, mengeluarkan pendapat dan hak asasi manusia.

Jumat, 29 Mei 2009

Catatan Menjelang Pesta Kesenian Bali 2009

Kehidupan berkesenian di Bali tercatat dari dulu sudah mendarah daging dalam setiap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Seni, begitu menyatu dalam setiap tarikan nafas kehidupan masyarakat Bali sampai sekarang dan entah sampai kapan. Yang jelas, eksistensi seni dan budaya yang ada di Bali terbukti mampu menebar aroma harum seluruh pelosok dunia. Bali demikian terkenal ke seluruh dunia.

Share/Bookmark

Minggu, 24 Mei 2009

Tradisi Mesatua Bali, Kearifan Lokal Nan Kian Punah

Penulis masih ingat ketika masa-masa kecil dulu, kira-kira awal tahun 80-an, orang tua penulis, terutama Bapak, begitu gemar mesatua siap selem dan Ketimun Emas. Teringat betapa ketika itu penulis bersama saudara-saudara yang lain begitu tertegun tatkala mendengar cerita tentang Siap selem yang penuh dengan nilai-nilai kasih sayang keluarga dan pengenalan tentang sifat baik dan buruk. Bagaimana sekarang?

Indonesia yang sarat dengan adat dan istiadatnya, juga memiliki berbagai jenis cerita rakyat yang penuh dengan pesan-pesan kearifan. Sebut saja di Bali, ada ratusan macam cerita rakyat seperti: Cerita Siap(ayam) Selem(hitam), ketimun Mas, I Bawang & I Kesuna, Cupak & Gerantang, dan lain-lainnya. Di daerah lain, seperti Padang, Sumatera Barat, ada cerita Malin Kundang. Biasanya, cerita-cerita itu, dituturkan oleh para orang tua kepada anak-anaknya menjelang tidur ataupun pada saat santai sore dirumah.


Share/Bookmark

Selasa, 19 Mei 2009

Tirtha Yatra Ke Alas Purwo, Yukkk!

Pada suatu waktu medio tahun 2007, penulis tanpa sengaja mendapat kesempatan diajak bertamasya spiritual ke Pura Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur. Banyak hal "berkesan" yang penulis dapatkan. Apa aja itu?


Share/Bookmark

Senin, 04 Mei 2009

Melukat, Pembersih Jiwa, Pembasuh Raga

Ada sebuah tradisi di Bali yang sampai saat ini masih bertahan dan kerap dilakukan oleh hampir sebagian besar umat Hindu di daerah pariwisata ini. Melakukan pembersihan diri dengan ritual tertentu yang kalau di Bali lebih dikenal dengan istilah melukat.

Sarana utama ritual melukat ini adalah air. Nah, air inipun bukan sembarang air. Melukat bisa dilakukan di air sungai, danau, laut, sumber air alami/kelebutan,bulakan, dan lain-lainnya. Tujuan utama ritual ini adalah menghilangkan leteh atau kotoran lahir maupun bathin. Dalam tradisi masyarakat Kejawen dikenal dengan istilah ruwatan air.

Kenapa Pakai Air?


Share/Bookmark