Disclaimer

Segala sesuatu yang termuat dalam edisi digital ini adalah bentuk pendapat pribadi dan berdasarkan pemahaman penulis terhadap berbagai hal yang bersumber pada acuan-acuan tertulis, pendapat penulis lain dan atau pada artikel lain. Segala macam pendapat, kritik, sanggahan yang terdapat pada artikel di blog ini, adalah sebagai pendapat pribadi, tidak bersifat final dan tidak mengikat pihak manapun dan semata-mata sebagai upaya konstruktif agar segala sesuatu menjadi lebih baik. Penulis tidak dapat diganggu-gugat dalam segala macam bentuk apapun sebagai wujud kebebasan berekspresi, mengeluarkan pendapat dan hak asasi manusia.

Jumat, 29 Oktober 2010

Sesuluh Tuk Sesolah Kita

Tak seorang pun sempurna.
Mereka yang mau belajar dari kesalahan adalah bijak.
Menyedihkan melihat orang berkeras bahwa mereka benar meskipun terbukti salah
Bila kita mengisi hati kita dengan penyesalan untuk masa lalu dan kekhawatiran untuk masa depan,kita tak memiliki hari ini untuk kita syukuri.

Pikiran yang terbuka dan mulut yang tertutup, merupakan suatu kombinasi kebahagiaan.
Semakin banyak Anda berbicara tentang diri sendiri,
semakin banyak pula kemungkinan untuk Anda berbohong.

Jika Anda tidak bisa menjadi orang pandai, jadilah orang yang baik.


Share/Bookmark

Mengapa Umat Hindu Menghormati Sapi?

MENEPIS SALAH SATU DARI SEKIAN KESALAHPAHAMAN

Saudara sekalian yang berbahagia, sebelumnya saya mengucapkan selamat hari raya Maulid Nabi Muhammad SAW kepada rekan umat muslim, selamat hari raya Saraswati dan yang baru lewat, Gong Xie Fat Chai..Semoga alam semesta beserta isinya dikaruniai kerahayuan lahir bathin.

Melihat banyaknya arca-arca sapi di tempat suci Hindu baik yang ditemukan di situs purbakala maupun di tempat-tempat suci yang masih aktif digunakan sebagai tempat peribadatan mengundang sebuah anggapan salah kaprah terhadap Hindu. Orang sebagian besar orang, Hindu identik dengan penyembah sapi. Apa lagi pada kenyataannya sebagian besar umat Hindu di dunia berpantang untuk mengkonsumsi daging sapi. Benarkah Hindu memuja Sapi?


Share/Bookmark

Berhubungan Seks Dengan Binatang, Antara Fenomena & Refleksi Sosial

Saudara,

Baru-baru ini, publik lagi-lagi kembali dihebohkan oleh kasus yang berhubungan dengan dunia "perlendiran". Hubungan seksual antar mahluk hidup merupakan suatu hal yang bersifat alamiah dan kodrati sebagai anugrah Sang Pencipta Kehidupan. Kalau kasus "berlendir" yang melibatkan manusia A dengan manusia B, mungkin hal yang sudah biasa terjadi.Akan lain ceritanya kalau aktifitas seksual ini dilakukan oleh seorang anak manusia dengan lawan mainnya seekor binatang. Suatu hal yang jarang-jarang terjadi. Seperti kasus yang terjadi di bali baru-baru ini, menyita perhatian khalayak ramai bersaing ketat dengan pemberitaan kasus "lendir" lain yang terjadi di jagat pesolek tanah air. Sebagai gambaran, berikut sekilas artikel hubungan seks nyeleneh ini yang penulis kutip dari detiknews.com dengan link:http://us.detiknews.com/read/2010/06/11/084812/1376062/10/warga-desa-di-jembrana-gelar-ritual-tenggelamkan-sapi-ke-laut
"Ulah seorang anak baru gede (ABG) berinisial GA (18) yang menyetubuhi sapi membuat semua warga Yeh Embang, Kabupaten Jembrana, Bali, sibuk. Warga desa harus menggelar ritual untuk membersihkan desanya akibat ulah menyimpang tersebut.


Share/Bookmark

Pro Kontra Hak Pilih TNI-Polri

Belakangan ini selain gegap gempita piala dunia yang demikian membahana di seluruh penjuru dunia, di tanah air tercinta Indonesia, saya amati(spt biasa jd pengamat aja deh) byk sekali terjadi lalu lintas informasi yg begitu menyita perhatian publik. Katakanlah mulai dari urusan politik, ghost-ship artis, kemiskinan& pemiskinan dan hal-hal lainnya yang demikian mewarnai ragam kehidupan berbangsa & bernegara kita. Pada kesempatan kali ini, melalui media facebook ini, izinkan saya mencoba mengangkat sebuah wacana publik yang sebetulnya bukan barang baru lagi dalam kancah polemik tanah air, yakni tentang hak pilih TNI yang baru-baru ini digulirkan oleh orang nomor satu di republik kita, pak SBY.


Share/Bookmark

Bunga Rampai Tentang Kasta, Warna & Wangsa Dalam Kehidupan Sosio-religius Masyarakat Bali

Catatan Berikut adalah kumpulan artikel tentang Kasta,Warna, Wangsa terkait dengan link yang pernah penulis angkat dalam profile pribadi penulis di akun facebook ini yang bersumber dari link kompas.com http://regional.kompas.com/read/2010/05/20/17342986/Sistem.Kasta.di.Bali.Perlu.Diluruskan.-5 (kompas.com mewawancarai saudari Saraswati Dewi)

Menjadi perbincangan cukup hangat dari saudara-saudara penulis yang begitu concern terhadap masalah ini(silahkan masuk ke profile penulis kalo ingin menyimak). Lebih khusus lagi, catatan ini penulis persembahkan dalam rangka memperingati hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2010 lalu.
Adapun maksud membuat bunga rampai ini (sesuai dgn topik diatas), adalah semata-mata sebagai penambah wawasan, memperkaya khasanah berpikir dalam nuansa keragaman paradigma pembaca masing-masing. Tentunya, sebagai masyarakat awam, kita tidak perlu mempertentangkan segala sesuatunya dlm debat kusir yg berkepanjangan. Dalam kehidupan nyata, marilah kita jalani swadharma masing-masing menuju peningkatan kualitas & kuantitas diri sebagai umat, & mahluk sosial. Semoga Pikiran Yang Baik Datang dari Segala Arah!
*********************************************************


Share/Bookmark

Eksistensi Hutan Bakau Dalam Antisipasi Bencana Tsunami

Sahabat Pecinta Lingkungan Yth.

Seperti yang telah kita ketahui dan alami bersama, negara kepulauan Indonesia begitu rentan dengan bencana alam, sperti gempa, tsunami dan juga "gempa moneter". Dalam tulisan kali ini, saya mencoba mengangkat salah satu kearifan lokal (dari sekian banyak sebenarnya), yang merupakan potensi efektif yang disediakan oleh alam sekitar kita dalam membijaksanai cobaan dari Tuhan yang berupa bencana alam tadi. Secara khusus, tulisan ini, saya tujukan buat daerah kelahiran saya, yakni Bali. Saya menyadari bahwa saat inipun di Bali, para stakeholder terkait sedang gencar (jangan sampai mengendor) dalam membudidayakan dan membudayakan kegiatan -kegiatan pelestarian lingkungan. Dan, sebelumnya saya mohon maaf bahwa tulisan ini nanti akan lebih bersifat argumentatif daripada kuantitatif karena keterbatasan data & fakta yang saya hadapi. Semoga Pikiran yang Baik datang Dari Segala Penjuru!

Apa itu Hutan Bakau?


Share/Bookmark

Manak Salah, Tradisi Atau Agama?



Hindu tak Mengenal Istilah Lahir Salah DALAM tradisi lokal (baca: Bali), di masa lalu adanya ibu yang melahirkan kembar buncing (laki-perempuan) bisa bermakna ganda. Jika keluarga raja yang memiliki putra buncing, hal itu bisa berarti berkah atau keberuntungan. Sebaliknya, bagi masyarakat kebanyakan hal itu bisa dikatakan bencana atau aib dan lazim, karena mereka manak salah. Sebenarnya tradisi ''kerajaan'' itu sudah dihapus dalam sebuah keputusan DPRD Bali pada tahun 1951. Namun, ternyata dalam koteks kehidupan modern sekarang masih ada yang menerapkan seperti yang terjadi di Nusa Lembongan, Nusa Penida, Klungkung. Bahwa ketika warga di sana ada yang melahirkan bayi kembar (manak salah), desa adat setempat sampai batal melakukan upacara melasti penyepian lantaran dinilai masih leteh. Lantas apakah tradisi-tradisi seperti itu masih relevan pada zaman modern ini? Bagaimana sebenarnya Hindu memaknai suatu kelahiran salah atau tidak salah?


Share/Bookmark