Disclaimer

Segala sesuatu yang termuat dalam edisi digital ini adalah bentuk pendapat pribadi dan berdasarkan pemahaman penulis terhadap berbagai hal yang bersumber pada acuan-acuan tertulis, pendapat penulis lain dan atau pada artikel lain. Segala macam pendapat, kritik, sanggahan yang terdapat pada artikel di blog ini, adalah sebagai pendapat pribadi, tidak bersifat final dan tidak mengikat pihak manapun dan semata-mata sebagai upaya konstruktif agar segala sesuatu menjadi lebih baik. Penulis tidak dapat diganggu-gugat dalam segala macam bentuk apapun sebagai wujud kebebasan berekspresi, mengeluarkan pendapat dan hak asasi manusia.

Sabtu, 15 Agustus 2009

Filosofi Tumpeng Kuning


Para pembaca terutama tentu banyak yang tahu tentang nasi tumpeng. Umumnya keberadaan nasi tumpeng ini, banyak dijumpai dalam denyut ritual masyarakat Bali dan Jawa (Kejawen). Nah apa sih sebenarnya kandungan makna dari nasi tumpeng ini?



Tumpeng adalah simbul gunung, gunung adalah simbul kesucian, kesuburan dan kesejahteraan/keselamatan. Nah, dalam kehidupan adat di Bali dan jawa, tumpeng biasanya dibuat baik tidak berwarna (nasi putih), maupun dicampur adonan kunyit, sehingga berwarna kuning, ada pula berwana merah, dan hitam (jarang-jarang). Biasanya kalau ada peringatan hari kelahiran menurut Bali(otonan), ataupun acara selamatan(jawa), nasi tumpeng adalah sesaji wajib. Dan biasanya sesaji (sesajen) tumpeng yang sudah selesai dipakai dalam kegiatan ritual, dihidangkan untuk dinikmati baik untuk individu maupun berbanyak. Nah, apa makna yang tekandung didalamnya?

Sesuai dengan penjelasan awal, maka nasi tumpeng ini kurang lebih bermakna permohonan dan atau ungkapan sujud syukur serta terima kasih kepada Sang pencipta atas karunia-Nya kepada umat manusia dan segenap mahluk. Sesuai dengan konsep gunung, maka menu nasi tumpeng, khususnya nasi kuning biasanya dilengkapi dengan lauk dan bumbu lengkap, ada daging, sayuran, dan hiasan. Dibuat sedemikian rupa berdasarkan adat dan seni setempat.

Sejauh mana efek spritual dari nasi tumpeng? Hal ini berdasarkan keyakinan dan sugesti semata. Jadi kalau anda yakin, maka keyakinan itu akan menjadi daya dorong (sugesti) luar biasa. So, apakah anda mau di-nasi tumpeng-kan?


Salam,

S M

Share/Bookmark

Tidak ada komentar:

Posting Komentar