Disclaimer

Segala sesuatu yang termuat dalam edisi digital ini adalah bentuk pendapat pribadi dan berdasarkan pemahaman penulis terhadap berbagai hal yang bersumber pada acuan-acuan tertulis, pendapat penulis lain dan atau pada artikel lain. Segala macam pendapat, kritik, sanggahan yang terdapat pada artikel di blog ini, adalah sebagai pendapat pribadi, tidak bersifat final dan tidak mengikat pihak manapun dan semata-mata sebagai upaya konstruktif agar segala sesuatu menjadi lebih baik. Penulis tidak dapat diganggu-gugat dalam segala macam bentuk apapun sebagai wujud kebebasan berekspresi, mengeluarkan pendapat dan hak asasi manusia.

Kamis, 30 Oktober 2008

Pemuda Indonesia di Persimpangan Jalan

Salam Sejahtera,

Terhitung tahun ini, tidak terasa sudah 80 tahun Sumpah Pemuda berkumandang dalam setiap gerak nafas Bangsa Indonesia dan dalam kurun waktu yang panjang itu, sudah banyak tercatat dalam sejarah, bagaimana pemuda Indonesia selalu berperan dalam setiap detak-detik denyut nadi perjalanan anak bangsa. Sumpah Pemuda yang berkumandang 28 Oktober 1928, harus diakui menjadi titik tolak kebangkitan generasi muda pada zaman itu yang diwarisi sampai sekarang. Pergerakan pemuda Indonesia yang dimotori oleh lahirnya Boedi Oetomo, pada tahun 1908, mejadi pemicu tumbuhnya kesadaran generasi muda Indonesia akan nasib bangsanya. Dimana pada intinya pemuda Indonesia sadar bahwa, Nusantara ini harus terlepas dari penjajahan.Tokoh-tokoh pemuda seperti Dr. Soetomo, Soerjadi Soerjaningrat,HOS Tjokroaminoto,Moh. Yamin, dll, berupaya terus menggalang dukungan dan mengobarkan semangat kebangsaan kepada generasi muda seusianya pada masa itu dan kepada segenap elemen yang menaruh perhatian pada gerakan kebangsaan. Lahirnya sumpah Pemuda, juga tidak terlepas dari semakin terbukanya cakrawala berfikir anak-anak bangsa betapa negeri ini demikian menderita beratus-ratus tahun dalam belenggu penjajahan dan kebodohan.


PEMUDA INDONESIA DAN DILEMA MASA KINI

Sekian puluh tahun sudah berjalan, seiring perjalanan bangsa Indonesia yang penuh dengan dinamika. Generasi Muda Indonesia menghadapi tantangan baru. Kalau pada masa lalu, pemuda sebagian besar ikut berjuang secara fisik dan diplomasi dalam menghadapi penjajah, maka dewasa ini, pemuda Indonesia menghadapi tantangan baru yang tidak kalah hebatnya yakni, ancaman kemiskinan, pengangguran dan kebodohan. Betapa tidak saat ini menurut Departemen Tenaga Kerja RI terdapat lebih dari 10juta pengangguran di Indonesia. Itupun belum termasuk yang tidak tercatat secara resmi dalam database pemerintah. Negara Indonesia dengan jumlah penduduk 200 juta lebih mau tidak mau harus menghadapi masalah sosial ini. Apalagi, separuh lebih angka pengangguran itu di dominasi oleh generasi muda. Kita harus sadar, sebagai bangsa yang besar, kita menghadapi masalah yang tidak ringan, bagaimana melepaskan diri dari belenggu kemiskinan dan penggangguran yang membelit negeri ini.

Untuk mengatasi problem kompleks ini, diperlukan langkah-langkah strategis yang komprehensif yang harus dilakukan oleh pemerintah, dan peran aktif dari masyarakat khususnya generasi muda. Upaya-upaya itu diantaranya; political will dari pemerintah dengan wujud nyata menjalankan peraturan perundang-undangan secara tepat, cermat dan bertanggungjawab. Sebagai contoh adanya UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, belum sepenuhnya berpihak pada golongan pekerja. para pekerja cenderung berada dalam posisi lemah dan menjadi sapi perahan. Belum lagi, badan pemerintah yang mengurusi pemuda yakni Kementerian Pemuda dan Olahraga, tidak jelas peranannya dalam mengangkat peran generasi muda.Selama ini cenderung lembaga ini menjalankan fungsi formal seremonial dan lebih banyak berkutat dengan urusan olahraga. Padahal, dengan alokasi dana yang ada, sebetulnya Kemenpora mampu berbuat banyak untuk mengangkat generasi muda Indonesia agar lebih berdaya. Pelatihan-pelatihan ketenagakerjaan yang selama ini diperankan oleh lembaga pelatihan pemerintah dan swasta, bisa diambil alih secara proporsional oleh Kemenpora. Gebrakan nyata yang menggigit sangat diperlukan untuk mengejar ketertinggalan generasi muda Indonesia dari negara lainnya. Dalam menghadapi persaingan global diperlukan langkah cepat dan tepat yang harus dilakukan oleh segenap komponen bangsa. Langkah-langkah itu diantaranya; penguasaan iptek usia dini, penyediaan lapangan pekerjaan dan kesiapan mental usaha mandiri. Karena harus diakui, saat ini, jumlah lapangan pekerjaan tidak sebanding dengan jumlah angkatan kerja. Untuk itu, pemerintah harus terus mendorong generasi muda untuk menciptakan lapangan kerja sendiri dengan cara pelatihan-pelatihan dan penyediaan modal.

Bangsa Indonesia harus kerja keras! Kita sedang menghadapi situasi kritis, karena resesi ekonomi global dan dinamika internal kehidupan berbangsa. Untuk itu seluruh komponen bangsa harus menyatukan langkah menyongsong masa depan bangsa yang lebih baik dengan kerja keras dan kemauan kuat, Kita pasti bisa! Selamat hari Sumpah pemuda 2008, Semoga Jaya Indonesiaku!

Share/Bookmark

Tidak ada komentar:

Posting Komentar