Disclaimer

Segala sesuatu yang termuat dalam edisi digital ini adalah bentuk pendapat pribadi dan berdasarkan pemahaman penulis terhadap berbagai hal yang bersumber pada acuan-acuan tertulis, pendapat penulis lain dan atau pada artikel lain. Segala macam pendapat, kritik, sanggahan yang terdapat pada artikel di blog ini, adalah sebagai pendapat pribadi, tidak bersifat final dan tidak mengikat pihak manapun dan semata-mata sebagai upaya konstruktif agar segala sesuatu menjadi lebih baik. Penulis tidak dapat diganggu-gugat dalam segala macam bentuk apapun sebagai wujud kebebasan berekspresi, mengeluarkan pendapat dan hak asasi manusia.

Jumat, 29 Februari 2008

Inisiasi, Merenungi Kebesaran Tuhan

Ada beberapa pengalaman menarik ketika saya lagi getol-getolnya plus lagi gatelnya suntuk di organisasi di Bali. waktu itu, kami, mahasiswa Hindu Bali mengadakan malam inisiasi, yang menurut pengalaman saya suatu pendoktrinan yang lebih hebat dari Penataran P4(zaman Soeharto alm.). Perenungan di tengah malam di sebuah Pura yang menjadi tempat Mpu Kuturan menyatukan sekte-sekte di Bali).

Sungguh, pengalaman spritual hebat bagi saya. Bagaimana ketika para senior saya, macam Pasek Suardika, SH, Wayan Jondra dan lain-lainnya merecoki otak kita dengan ajaran-ajaran kebaikan;membela Hindu,Bali, mempertahankan NKRI,membuka kesadaran tentang Sang Hyang Embang. Tidak dinyana waktu itu disaat sebagian besar teman-teman kerauhan, saya hampir saja, kena imbas gelombang elektromagnetik kerauhan tersebut. Ketika itu, saya sudah merasa bagaimana ubun-ubun ini sudah seperti ada yang menekan dengan sangat berat. Tapi dengan seluruh kepasrahan jiwa-raga saya terhadap Hyang, dan ketenangan jiwa, akhirnya itu tidak terjadi karena saya tidak berkehendak untuk itu. Jadi, sebenarnya menurut saya kalau kita bisa mengontrol diri kita, kerauhan bisa dikendalikan.Menurut Prof Suryani, kerauhan juga diakibatkan karena ketidakstabilan emosi jiwa dan seseorang tersugesti,sehingga peluang menjadi trance sangat besar. Pelajaran yang saya dapat tentunya bagaimana kita sebagai mahluk Tuhan benar-benar merenungi kebesaran-Nya dalam praktek nyata kehidupan kita. Sembahyang saja tidak cukup untuk mengimplementasikan ajaran agama namun yang penting adalah pelaksanaannya.

Peace!

Manunggaling sabda,bayu lan idep!

Share/Bookmark

2 komentar:

  1. Kerauhan itu tergantung keyakinan orang bro...pokoknya..macem2 dech pengalaman orang pade.

    BalasHapus
  2. Intinya pengendalian diri......betul.saya sangat setuju dengan dwija.

    BalasHapus