Para pembaca terutama tentu banyak yang tahu tentang nasi tumpeng. Umumnya keberadaan nasi tumpeng ini, banyak dijumpai dalam denyut ritual masyarakat Bali dan Jawa (Kejawen). Nah apa sih sebenarnya kandungan makna dari nasi tumpeng ini?
Tumpeng adalah simbul gunung, gunung adalah simbul kesucian, kesuburan dan kesejahteraan/keselamatan. Nah, dalam kehidupan adat di Bali dan jawa, tumpeng biasanya dibuat baik tidak berwarna (nasi putih), maupun dicampur adonan kunyit, sehingga berwarna kuning, ada pula berwana merah, dan hitam (jarang-jarang). Biasanya kalau ada peringatan hari kelahiran menurut Bali(otonan), ataupun acara selamatan(jawa), nasi tumpeng adalah sesaji wajib. Dan biasanya sesaji (sesajen) tumpeng yang sudah selesai dipakai dalam kegiatan ritual, dihidangkan untuk dinikmati baik untuk individu maupun berbanyak. Nah, apa makna yang tekandung didalamnya?
Sesuai dengan penjelasan awal, maka nasi tumpeng ini kurang lebih bermakna permohonan dan atau ungkapan sujud syukur serta terima kasih kepada Sang pencipta atas karunia-Nya kepada umat manusia dan segenap mahluk. Sesuai dengan konsep gunung, maka menu nasi tumpeng, khususnya nasi kuning biasanya dilengkapi dengan lauk dan bumbu lengkap, ada daging, sayuran, dan hiasan. Dibuat sedemikian rupa berdasarkan adat dan seni setempat.
Sejauh mana efek spritual dari nasi tumpeng? Hal ini berdasarkan keyakinan dan sugesti semata. Jadi kalau anda yakin, maka keyakinan itu akan menjadi daya dorong (sugesti) luar biasa. So, apakah anda mau di-nasi tumpeng-kan?
Salam,
S M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar